Rabu, 11 Juli 2007

Jemek Supardi Pernah "Diglandang" Satpam


Pantomimer Jemek Supardi diglandang Satpam Benteng Vredeburg, Supomo, ketika menyaksikan Pasar Seni Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) IX -1997 di Kompleks Museum Benteng Vredeburg, kemarin (21/6) sore. Ia dibawa Supomo menuju Sekretariat Panitia Pasar Seni untuk dimintai keterangan.
Jemek memang bukan hanya penonton Pasar Seni biasa. Sambil melihat-lihat stand seni dan kerajinan di Pasar Seni itu, Ayah dari Kinanti Sekar Rahina (8) itu bermain pantomim. Lakon yang dimainkan berjudul Pak Jemek Pamit Pensiun. Alhasil, Jemek mendapat perhatian yang luar biasa dari pengunjung Pasar Seni dan juga para penjaga stand. Jemek memang tidak hanya melihat-lihat, tetapi juga membeli barang yang dia mau, misalnya saja sebuah asbak yang dia beli dengan harga Rp.3.000,00,-.
Yang menarik, sebagaimana pantomimer beraksi, Jemek berkomunikasi dengan bahasa gerak tubuh. Misalnya, bagaimana dia mengomentari barang-barang yang dia lihat, menawar barang dan membelinya. Sepanjang pertunjukan yang dimulai sejak membayar becak di halaman depan Benteng Vredeburg pukul 16.30 WIB, Jemek membagi-bagi bunga sedap malam dan leflet yang berisi informasi pentas Pak Jemek Pamit Pensiun.
Maka, orang-orang pun tertawa menyaksikan jemek berpantomim. Seorang ibu penjual Coke di Warung Makan Ikaisyo pun tertawa sendiri ketika terpancing Jemek untuk ikut berpantomim lantaran harus memberi uang kembalian sebanyak Rp 300,00. "Lho saya kok jadi ikut pantomim," katanya sembari tertawa.
Begitulah, setiap gerak Jemek tak lepas dari perhatian pengunjung. Dan ke mana Jemek berjalan melihat-lihat stand, menawar barang, atau duduk-duduk istirahat, selalu diikuti penonton Pasar Seni. Inilah rupanya yang membuat Satpam Supomo tergerak untuk mendekati Jemek.
"Mari ikut saya," katanya kepada Jemek.
Sadar bahwa Jemek tidak berbicara, sang Satpam pun mencekal tangan Jemek dengan paksa. Lalu membawanya ke Sekretariat Panitia yang jaraknya hanya sekitar 25 meter.
"Dia mengadakan pertunjukan di sini belum belum ada izin. Dan saya lihat, perhatian para pengungjung Pasar Seni terfokus kepadanya. Kami hanya ingin semua dapat berjalan," ujar Supomo kepada Bernas.
Di Sekretariat, Jemek diterima Ketua Seksi Pasar Seni Drs Mahyar. Terjadilah dialog antara Mahyar dan Jemek Supardi. Sebagai sesama seniman Mahyar memahami apa yang dilakukan Jemek. Tetapi sebagai panitia, ia terpaksa mengingatkan agar tidak menganggu kelancaran Pasar Seni.
Karena itu, Jemek dimohon agar memperhatikan tata tertib Pasar Seni, termasuk keamanan Pasar Seni. "Saya selaku pengelola merasa berat sekali. Di satu sisi, bagaimana saya bisa menghimpun peserta yang banyak dan bagaimana para peserta agar dapat memperoleh hasil uang yang banyak," katanya.
TerkejutPentas Pak Jemek Pamit Pensiun mendapat perhatian yang besar dari masyarakat, termasuk Azwar AN. Azwar datang lantaran terkejut dengan niat Jemek Supardi yang ingin pensiun sebagai pantomimer setelah berprofesi selama 20 tahun. "Tidak boleh itu. Tidak boleh pensiun. Sekarang ini hanya tinggal Jemek yang berpantomim," kata Azwar kepada Bernas.
Agaknya banyak yang salah pengertian dengan maksud Jemek, termasuk Azwar AZ. Menurut Jemek, sebetulnya dia bukannya mau pamit pensiun. Itu hanyalah lakon dari pentas yang dia mainkan. "Tidak. Banyak yang keliru. Saya belum pensiun. Saya masih mampu kok," katanya kepada Bernas, seusai pentas.
Tetapi leflet pentas Pak Jemek Pamit Pensiun memang mengarah ke situ. Misalnya, Jemek menulis, "Bagi saya, ini keputusan yang menyedihkan. Namun, saya merasa tak ada jalan lain, kecuali menyatakan bahwa saya mau pamit pensiun dari dunia pantomim yang selama ini saya geluti."
Yang sebenarnya, pentas yang juga akan dia mainkan pada tanggal 26, 27, dan 28 Juni di Halaman Purna Budaya itu merupakan ungkapan protes Jemek sebagai seniman pantomim kepada Panitia FKY karena seni Pantomim belum mendapat tempat seperti yang dia harapkan.
"Ini harus mendapat perhatian dari Dewan Kesenian. Protes seorang anak harus diperhatikan," kata Azwar setelah mendapat penjelasan dari Jemek. Dan dia berjanji akan membawa masalah itu kepada Ketua Dewan Kesenian Yogyakarta Fred Wibowo. (sam)

Tidak ada komentar: